Tentang Program Pembibitan Alumni PTAI

Assalamualaikum.
Saya bertekad lagi untuk mulai aktif menulis lagi. Tulisan pertama saya mungkin agak terlambat. Seharusnya ini sudah ditulis dan diposting tahun lalu.
Kali ini saya akan berbagi cerita saya mengikuti program karantina bahasa asing “Pembibitan Alumni PTAI”.
Dilihat dari judulnya saja, kita tahu bahwa program ini dikhususkan untuk alumni Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia. Buat teman-teman alumni PTAI seharusnya merasa bangga karena ada program spesial untuk lulusan kampus Islam di Indonesia.

Apa sebenarnya program ini?
Pembibitan Alumni PTAI adalah program penguatan bahasa asing dikhususkan ke bahasa Inggris dan Arab, diperuntukkan untuk alumni PTAI agar bisa bersaing mendapatkan beasiswa S2 dan S3 ke luar negeri.
Program ini sudah dirintis sejak lama sekali. Dulu namanya adalah program Pembibitan Calon Dosen. Peserta kebanyakan adalah alumni S1 dari PTAI yang dipersiapakna untuk kuliah di luar negeri dan setelah menimba ilmu kemudian pulang ke tanah air untuk mengabdi menjadi dosen di lingkungan kampus Islam di Indonesia. Program ini dulunya sangat sukses, karena bisa memberi intensif bahasa Inggris dan Arab selama kurang lebih 9 bulan. Seseorang yang belajar bahasa Inggris atau Arab dari nol hingga bisa mencapai nilai yang mengagumkan. Sehingga peserta program Pembibitan banyak yang sukses berangkat untuk S2 ke luar negeri.

Tentu saja, program ini di bawah naungan Kementerian Agama RI. Pasang surut sudah pasti ada, seiring berjalannya waktu program yang harusnya intensif selama 9 bulan surut menjadi 6 bulan kemudian menjadi 3 bulan bahkan 2 bulan saja.

Program ini sempat tercatat mengalami vakum selama 7 tahun, kemudian mulai diadakan lagi pada tahun 2012 dengan periode program hanya 3 bulan. Tidak bisa dibilang sukses, karena dalam program tersebut dari 40 peserta alumni, yang bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri hanya beberapa orang saja.
Terlepas dari berbagai kekurangannya, saya pribadi merasakan program ini membawa manfaat yang besar bagi saya.
Saya adalah peserta program Pembibitan Alumni PTAI tahun 2013 dan saya akan cerita singkat mengenai program ini untuk berbagi pengalaman kepada rekan-rekan semua yang ingin mengikuti program ini di tahun 2014.

1.      Seleksi Masuk
Pada bulan September 2013 saya resmi menjadi wisudawan dari kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung (sekarang IAIN Tulungagung). Saya mendapatkan gelar alumni terbaik ke-2 pada jurusan Ushuluddin. Problem sarjana baru adalah kebingungan mencari pekerjaan dan kesibukan. Hal itu juga saya alami. Berbekal dengan selembar ijazah S1 di tangan, saya melamar di berbagai tempat seperti PT. Telkom, Bank Syariah, sampai ke perusahaan Finance. Namun, memang prospek lulusan Ushuluddin sangat diremehkan untuk melamar pekerjaan kantoran. Seringakali saya gugur di proses wawancara. Sekitar awal Oktober saya mendapatkan informasi dari salah seorang kenalan tentang program dari Kemenag bernama Program Pembibitan Alumni PTAI untuk bersaing mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri. Tanpa pikir panjang karena pada saat itu deadline kurang 2 hari lagi, saya kelimpungan mempersiapkan berkas pendaftaran.
Berkas pendaftaran meliputi formulir pendaftaran yang telah di download dan diisi, fotocopy ijazah dan transkrip, fotocopy KTP, surat rekomendasi dari rektor kampus, sertifikat nilai TOEFL dan TOAFL, proposal penelitian S2, CV, rencana study, dan rencana pasca study. Berkas pendaftaran tersebut dikirim melalui pos dan juga melalui email.
Setelah yakin saya memenuhi semua persayaratan, saya kemudian mengirimkan berkas tersebut. Satu minggu kemudian terdapat pengumuman peserta yang dinyatakan lolos administrasi dan lanjut ke tahap wawancara. Saya adalah salah satu peserta yang lolos dan kemudian mengikuti wawancara di Surabaya.
Sedikit cerita tentang proses wawancara, yang perlu disiapkan adalah kemampuan bahasa Inggris. Karena pewawancara akan bertanya dalam bahasa Inggris. Kalau misalnya teman-teman kurang lancar dalam berbahasa Inggris, pewawancara mempersilahkan kita untuk menjawab dalam bahasa campuran Indonesia-Inggris atau Indonesia saja. Namun itu akan mempengaruhi penilaian. Jujur sebelum wawancara saya sama sekali tidak mengetahui kalau proses wawancara akan menggunakan bahasa Inggris. Saya tidak mempersiapkan bahan apapun untuk wawancara dalam bahasa Inggris.
Namun saya sedikit terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam bentuk tulisan dan percakapan sederhana, dan alhamdulillah itu membantu saya. Ketika memasuki ruang wawancara, yang perlu diutamakan adalah sikap percaya diri dan menjadi diri sendiri. Jawab pertanyaan sesantai mungkin tapi dengan tegas dan jelas. Pertanyaan dalam wawancara seperti ini tidak jauh beda dengan pertanyaan dalam wawancara beasiswa lainnya. Pertama-tama kita dipersilahkan memperkenalkan diri (dalam bahasa Inggris tentunya. Jadi teman-teman bisa mempersiapkan ini dari awal). Perkenalan diri ini juga berkaitan dengan aktifitas yang dijalani saat ini. Kegiatan sosial apa saja yang pernah diikuti. Karena program ini mencari kandidat yang aktif dan mempunyai jiwa leadership yang tinggi.
Kemudian pewawancara akan mempertanyakan tentang proposal thesis kita. Pewawancara akan menanyakan sangat mendalam tentang latar belakang pendidikan S1 kita. Dalam proses wawancara akan lebih banyak mengupas tentang rencana penelitian dan rencana study. Pewawancara akan menanyakan apakah kita sudah mempunyai universitas tujuan untuk S2 nanti. Disarankan agar teman-teman sudah mempunya universitas cita-cita di luar negeri yang ingin dituju. Pelajari baik-baik tentang universitas tersebut dan cari tahu secara mendalam. Hal ini adalah bukti keseriusan kita kalau ingin lanjut S2 ke luar negeri. Dan tentunya hal ini juga akan memperngaruhi penilaian karena kita terlihat sangat sungguh-sungguh untuk belajar ke luar negeri.
Selanjutnya pewawancara akan menanyakan kemampuan bahasa asing kita. Sebenarnya hal ini akan diketahui dari kelancaran kita berbicara dalam bahasa Inggris saat wawancara. Namun pewawancara akan menanyakan kita tentang nilai TOEFL kita, pernah berapa kali ikut kursus TOEFL, berapa skor tertinggi yang pernah diraih, dsb.
Proses wawancara akan memakan waktu 30-45 menit. Selanjutnya tahap berikutnya adalah menunggu pengumuman akhir sekitar 2 minggu setelah wawancara. Perlu diketahui juga bahwa setiap tahunnya program ini akan menerima 40 peserta dari seluruh Indonesia.

2.      Kegiatan Pembibitan Alumni PTAI
Setelah dinyatakan lolos seleksi, saya kemudian berangkat ke Jakarta untuk mengikuti program ini yang akan berlangsung selama 2 bulan. Teman-teman tidak perlu merasa khawatir karena setelah dinyatakan lolos seleksi, panitia akan menganggung biaya akomodasi selama kita di sana dan transportasi PP dari daerah asal, bahkan kita akan mendapatkan uang saku setiap bulan. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah bersedia mengikuti seluruh kegiatan secara sungguh-sungguh (akan dibuktikan melalui surat pernyataan di atas materai). Enak bukan?
Saat pertama datang, saya bertemu dengan teman-teman dari seluruh penjuru Indonesia dari latar belakang pendidikan yang beragam, namun tetap satu payung yaitu “Alumni Perguruan Tinggi Islam Indonesia”.
Selama dua bulan kegiatan kita sangat padat dan konsentrasi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris kita. Kegiatan setiap hari dimulai dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Kita akan mendapatkan tutor bahasa Inggris terbaik dari berbagai lembaga kursus bahasa Inggris ternama di Indonesia. Hari Senin sampai Kamis kita belajar mendalam dan latihan soal-soal TOEFL meliputi listening, grammar dan reading. Sementara hari Jumat kita ada sesi mentoring, yakni sesi khusus mendatangkan pembicara dari figur orang sukses yang telah berhasil menempuh pendidikan ke luar negeri dan pulang ke Indonesai untuk mengabdi. Figur sukses tersebut akan berbagi ilmu dan pengalaman ke kita. Selama 2 bulan, setiap minggunya kita mendapatkan pembicara dari figur sukses dari berbagai latar belakang pendidikan.
Kemudian hari Jumat siangnya sehabis sholat Jum’at kita akan mendapatkan sesi mentoring dari panitia PPIM (Pusat Pengkajian Islam & Masyarakat) untuk sharing tentang rencana study dan thesis kita. Sesi mentoring ini akan dibagi secara mengelompok sesuai dengan latar belakang pendidikan kita.
Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur, kita bisa memanfaatkan untuk beristirahat atau untuk jalan-jalan ke berbagai tempat menarik di Jakarta untuk teman-teman yang berasal dari daerah.
Di akhir program ini tentunya ada evaluasi, sejauh mana kita menyerap ilmu selama 2 bulan itu. Maka kita mendapatkan test TOEFL ITP dari lembaga yang telah diakui. Kita dibebaskan dari biaya test, yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri agar bisa mendapatkan nilai yang tinggi dalam test.
Setelah dua bulan kemudian kita pulang ke daerah masing-masing. Sementara sertifikat TOEFL dan sertifikat pembibitan akan dikirimkan ke alamat masing-masing jika sudah siap.
Yang perlu dicatat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman adalah program ini tidak menjamin kita pasti ke luar negeri. Yang bisa menjamin adalah diri kita sendiri. Selepas dari program tersebut sejauh mana usaha kita untuk apply beasiswa ke luar negeri dan ggih mencari sponsor. Ingat, kita sudah mempunyai satu senjata yaitu sertifikat TOEFL yang akan sangat berguna untuk mendaftarkan beasiswa ke luar negeri.
Selepas dari program ini kita juga tidak lepas begitu saja. Kita masih menjalin ikatan dalam Alumni Pembibitan PTAI. Kita membuat group di facebook dan whatsApp untuk bertukar informasi tentang beasiswa maupun informasi yang bermanfaat lainnya. Dari pihak panitia juga menyediakan info kontak dan email pribadi kalau kita mau sharing dan meminta bantuan untuk melancarkan proses pendaftaran beasiswa. Jadi dapat saya simpulkan bahwa program ini sangat bermanfaat terlepas dari segala kekurangannya.


3.      Pasca Program

Setelah kita pulang ke daerah masing-masing, tak lama kemudian kita banyak menerima kabar gembira yang berupa kabar kesuksesan. Beberapa rekan kita ada yang telah berhasil meraih beasiswa S2 keluar negeri. Ada yang berhasil mendapatkan kesempatan kunjungan ke Australia juga. Ada yang lolos test CPNS dan sebagainya. Sampai saat ini telah lebih dari 5 orang yang berhasil lolos seleksi beasiswa ke luar negeri melalui sponsor dari Indonesia yakni LPDP. Saya sendiri alhamdulillah lolos beasiswa LPDP untuk kuliah S2 di dalam negeri. Saya akan menceritakan juga pengalaman saya lolos seleksi LPDP ini di tulisan saya yang selanjutnya.

Sujuism: Crazy about Super Junior: [INTERVIEW] Musical Catch Me If You Can's Lead Kyu...: “Principal, pilot, attorney, doctor…I’m happy about acting transformation.” Is it Kyuhyun’s (age 24, real name Cho Kyuhyun) time? The rec...

Home Alone

Ehem... ehem.... sudah lama gak 'nyampah' di blog nih muehehehe~
Tahukah kawan, ketika seseorang sedang dilanda kesibukan kuliah sampe stress ke ubun-ubun, satu hal yang dipikirkan adalah INGIN SEGERA LIBURAN!! Nah kan, namun nih namun... liburan yang 'berdurasi' sangat lama itu juga tidak menyenangkan, malah bisa-bisa menjenuhkan dan justru bikin stress, nah loh!
Apalagi untuk mahasiswa menengah ke bawah (seperti saya) yang tidak akan menghabiskan liburan dengan pergi tamasya ke luar kota layaknya anak TK (ngeles doang, padahal gak punya duit), so pasti liburan akan dihabiskan dengan aktifitas monton berikut ini: bangun tidur, makan, nyalain komputer, online, nonton video, nonton tipi, makan (lagi), terus ujung2nya tidur dan menjadi 'sampah hidup' di kamar -____-
Agak curhat dikit nih yee, liburan semester ganjil ini kampusku menetapkan hari libur di kalender akademik secara gak tanggung2, yaitu 2 bulan!!! ohmaigaaaattt.... bisa dibayangkan? 2 bulan dengan aktifitas monoton nan membosankan itu dilakukan selama 60 hari?? oh no!!
Akhirnya sebisa mungkin aku berusaha mencari-cari 'tempat hinggap' selain di rumah untuk sekedar mengikis sisa hari libur secara gratis...
Singkat cerita, 2 hari yang lalu si Kosa (salah satu sahabat semasa SMA yang sampai sekarang masih keep in touch dan kebetulan rumahnya lumayan deket dari rumahku) sms dengan kalimat galau "Minggu ini enaknya pulang gak yaaaaa...?? di rumah tapi gak ada siapa-siapa, ortu masih di Makassar.."
membaca sms Kosa, aku sedikit 'iba' nan prihatin, sehingga aku berpikir keras bagaimana menanggulangi ke-galau-an-nya *halah* akhirnya kubalas sms itu "ya udah pulang aja, ntar aku temenin nginep di rumahmu..."
1 detik, 2 detik, 3 detik... gak sampe 5 detik kemudian sms balasan datang... "Beneraaaaaaaan??!! okedeh aku pulang!!!"
HAHAHAHA membaca sms itu, dalam hati aku sedikit girang, yihaaaaa! akhirnya aku bisa sejenak keluar dari rumah, hehehe :) Singkat kalimat, hari Jumat sore (tepatnya kemarin) aku langsung datang kerumah Kosa, kebetulan Kosa udah sampai dari Malang (tempatnya kuliah).
Memang, ini bukan pertama kalinya aku menginap di rumah Kosa, mungkin kalau dihitung2 sudah lebih dari sepuluh kali aku menginap di rumahnya, terhitung saat kami masih SMA ketika merayakan tahun baru sejak tahun baru 2009 aku selalu menginap di rumahnya. Tapi, ini bisa dibilang, pertama kalinya aku menginap dirumahnya ketika tidak ada orangtuanya. Hanya kita berdua, dua orang gadis manis yang kesepian, merana, jauh dari cinta dan orang tua *halah lebe*
Rasanya itu... beda banget!! di rumah Kosa yang begitu luas, hanya ada 2 makhluk manusia. Beda, karena biasanya suasana agak rame. Beda, karena biasanya pas nginep di sini daerah kawasanku hanya sebatas kamar dan ruang depan. Beda, karena saat kita kelaparan dan saatnya makan sudah disiapkan orangtuanya Kosa yang baik hati, rajin menabung dan tidak sombong *plak* hehe maksudnya, kita agak sedikit makmur ketika ada orang tua atau penghuni lain dirumah, kekeke~
Kawan, agaknya memang faktor terakhir itulah yang kami rasakan agak aneh sehingga kami rada-rada menderita gitu deh *hiks~ srooooot*. Seperti hari ini, ketika bangun tidur sudah jam 10 pagi, ketika mata terbuka, dan perut mulai keroncongan kami hanya mendapati kamar yang berantakan dan sisa-sisa cemilan tadi malam.... sebenarnya kami lapar, sangat kelaparan. Namun, kami terlalu naif untuk beranjak dari 'singgasana' nan nyaman ini (baca: kamar tidur). Sehingga dengan amat terpaksa, kami menahan perut yang lapar ini dan mengganjalnya dengan camilan sisa-sisa seadanya, dan memutuskan untuk menunda sarapan (sekaligus makan siang) pada sore hari nanti, muehehehehe~
Jam 3 sore, kami sudah tidak sanggup lagi menahan cacing-cacing yang ada di perut yang sedang demo masal untuk segera dikasih makan, akhirnya kami memutuskan untuk mandi dan berdandan wangi untuk menghirup udara segar di luar sana sambil mencari makanan layak konsumsi dan bernutrisi. Aku menyarankan untuk mencoba wisata kuliner bakso yang ada di daerah Serut, kenapa bakso? padahal bakso adalah tipikal makanan yang common dan krang menarik. Hahaha, ada yang beda.. karena bakso di tempat itu lain dari yang lain karena harganya yang murahnyaaaaaaa semena-mena! hanay dengan 2 ribu rupiah kita bisa mendapatkan 1 mangkuk bakso bergizi dengan 5 buah baso daging, mie dan kuah yang lezat. Serius! cuman 2 ribu saja.
Karena harganya yang diluar batas normal, sementara cita rasa yang enak, kawasan tersebut selalu ramai dipadati pengunjung. kita sampai di TKP sekitar pukul 4 sore, beruntung masih agak sepi. Kita langsung saja memesan bakso dan minuman. oya, selain bakso yang lezat dan murah, di tempat itu juga menyediakan jajanan pengganjal dan untuk menemani makan bakso seharga 500-an rupiah saja. Ada lontong, lumpia, martabak, tahu goreng, tahu bakar, kerupuk, dll yang kesemuanya hanya 500 rupiah saja :)
Kontan, kami langsung seperti gelandangan yang tidak makan selama seminggu, menyantap makanan kami dengan lahap. Bahkan, si Kosa dengan tidak sungkannya, nambah sampai 2 mangkuk, nah loh... kalian pasti gak percaya, Kosa denagn tubuh 'kutilang'-nya ternyata MAKANNYA BANYAK! hahaha~
setelah merasa kenyang, kami pun langsung cekidot... tapi.. kami tidak lupa mengabadikan pengalaman di hari sore itu dengan berfoto ria... ini adalah beberapa hasil bidikan kami di tempat kedai bakso yang murahnya semena-mena itu :)



aku dan Kosa yang lagi nungguin pesenan kami datang




Bakso yang lezat dan murah .. hmmm yummy! :p



Bakso siap santap.... dan tampak tersedia berbagai jajanan





Mangkuk kedua si Kosa yang nekat nambah LOL~



Sujuism: Crazy about Super Junior: [AUDIO] 120212 KTR Ryeowook I Only Care About You: DO NOT REUPLOAD THIS VIDEO

Tafsir 3 - Tafsir tentang Manusia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran banyak memberi gambaran tentang manusia antara lain sebagai berikut: Manusia diciptakan dengan bentuk fisik yang sangat baik dengan rupa yang seindah-indahnya dan dilengkapi dengan organ yang instimewa seperti pancaindra dan hati agar manusia bersyukur kepada Allah yang belah memberi banyak keindahan dan kesempurnaan. Manusia pun diberi kemampuan berfikir untuk memahami alam semesta dan dirinya sendiri sebagai ciptaan Allah untuk kemudian meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT,. Manusia mempunyai akal untuk memahami tanda-tanda keagungan Allah, kalbu untuk mendapatkan cahaya yang tertinggi dan ruh yang kepadanya Allah SWT mengambil kesaksian manusia mengenai keesaan ilahi. Bahkan kepadanya agama sebagai tuntunan agar hidupnya selamat dunia dan akherat.

Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah dibumi dan di ciptakan Allah bukan untuk main-main melainkan untuk mengembangkan amanah dan untuk beribadah kepadaNya serta selalu menegakkan kebajikan sekaligus menghilangkan keburukan (S.3:110) dengan segala tanggung jawab. Walaupun demikian fitrah manusia adalah suci dan beriman. Kecenderungan terhadap agama adalah sikap dasarnya. Dalam keadaan sadar ataupun tak sadar manusia selalu merindukan Allah, taat, khusuk, tawakal dan tidak ingkar, terutama bila sedang mengalami malapetaka dan kesulitan hebat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penafsiran ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentang manusia pada QS. Al Baqarah ayat 286 ?

2. Bagaimana penafsiran ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentang manusia pada QS. Ali Imran ayat 14 ?

3. Bagaimana penafsiran ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentang manusia pada QS. Ar Rum ayat 20 dan 30 ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentang manusia pada QS. Al Baqarah ayat 286.

2. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentang manusia pada QS. Ali Imran ayat 14

3. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentang manusia pada QS. Ar Rum ayat 20 dan 30

BAB II

PEMBAHASAN

A. Surat Al-Baqarah Ayat 286

Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèóãr 4 $ygs9 $tB ôMt6|¡x. $pköŽn=tãur $tB ôMt6|¡tFø.$# 3 $oY­/u Ÿw !$tRõÏ{#xsè? bÎ) !$uZŠÅ¡®S ÷rr& $tRù'sÜ÷zr& 4 $oY­/u Ÿwur ö@ÏJóss? !$uZøŠn=tã #\ô¹Î) $yJx. ¼çmtFù=yJym n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB $uZÎ=ö6s% 4 $uZ­/u Ÿwur $oYù=ÏdJysè? $tB Ÿw sps%$sÛ $oYs9 ¾ÏmÎ/ ( ß#ôã$#ur $¨Ytã öÏÿøî$#ur $oYs9 !$uZôJymö$#ur 4 |MRr& $uZ9s9öqtB $tRöÝÁR$$sù n?tã ÏQöqs)ø9$# šúï͍Ïÿ»x6ø9$# ÇËÑÏÈ

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

Demikianlah seorang Muslim menggambarkan rahmat Tuhan-Nya dan keadilan-Nya dalam tugas-tugas yang diwajibkan-Nya atsanya dalam mengemban kekholifahannya di muka bumi, dalam mengujinya di tengah-tengah pengembanan khilafah itu, dan dalam memberikan belasan atas amalnya setelah tugasnya selesai. Ia percaya bahwa Allah yang telah menugaskan kewajiban atasnya itu lebih mengetahui hakikat kemampuan umatnya. Dan kalau tidak berada di dalam batas kemampuanya, niscaya Allah tidak akan mewajibkanya. Abaila sesekali ia merasa lemah, lelah dan merasakan bebanya berat, maka ia menyadari bahwa itu hanyalah kelemahan dirinya, bukan beban yang terlalu berat yang telah diberikan. Ini merupakan pengarahan yang sangat bagus untuk membangkitkan kembali himmah ‘hasrat dan semangat’ ketika melemah karena panjangnya perjalanan.[1]

Memang tidak ada suatu perintah didatangkan oleh Tuhan yang tidak akan terpikul oleh tiap-tiap diri. Tidak ada perintah yang berat, apa lagi alau iman telah ada. Seumpama perintah sembahyang, tidak sanggup berdiri boleh dengan duduk. Tidak sanggup duduk boleh berbaring. Dan tiddak ada air diperbolehkan untuk tayamum. Puasa unutk orang musafir atau sakit boleh diganti di hari yang lain.[2] Pada dasarnya nafs (manusia) itu cenderung untuk melakukan kebaikan.

Kata kasabat dalam ayat di atas menunjukkan kepada usaha yang baik sehingga memperoleh ganjaran adalah patron yang digunakan bahasa arab untuk menggambarkan pekerjaan yang dilakukan dengan mudah, sedangkan Iktasabat adalah patron yang digunakan unutk menunjuk pada hal-hal yang sulut lagi berat.[3]

Tanggung jawab pribadi, maka seseorang tidak akan mendapatkan pahala kecuali dari apa yang diusahakanya sendiri, dan seseorang tidak akan memikul dosa kecuali dari apa yang dikerjakanya. Kembalinya manusia kepada Tuhanya adalah bersifat personal. Keyakinan ini akan menjadikan manusia selalu membela hak Allah, dalam menghadapi semua bujukan, penyelewengan, penyesatan,dan perusakan. Tidak ada seorangpun yang mengambil alih memikul dosanya dan melepaskanya dari azab Allah di akhir. Karena itu, setiap orang harus berani membela dirinya dan hak-hak Allah terhadap dirinya, selama dia merasa bahwa kelak dia akan menerima balasan Allah secara personal, diri sendiri dan tidak ada orang lain yang menakut-nakuti dalam perjawaban dri pribadi ini.[4]

Seakan-akan kaum mukminin itu telah mendengar dan memahami hakikat ini. Karena itu, meluncurlah dalam hatinya do’a dengan penuh rasa takut dan kekhawatiran, sebagai mana yang telah disebutkan dalam nash al-Qur’an dengan metode diskripsinya. Kita seakan-akan sedang menyaksikan pemandangan do’a, dan kaum mu’minin sedang berbaris khusyu, sesudah adanya pengumuman tentang hakikat pertanggung jawaban dan pembalasan.[5]

B. Surat Al-‘Imran Ayat 14

z`Îiƒã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [6]dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Secara sekilas jika kita melihat ayat tersebut adalah menguraikan tentang hal-hal yang menjadikan kecintaan kepada syahwat. Syahwat adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi atau material. Dari ayat tersebut dapat kita lihat secara teliti bahwa yang dijadikan indah adalah kecintaan, bukan ha-hal yang akan disebutnya. Bisa jadi ada di antara apa yang disebut dalam rinciannya itu bukan merupakan dorongan hati yang sulit atau tidak terbendung. Tetapi kalau dia telah dicintai oleh seseorang, maka ketika itu ia menjadi sulit atau tidak terbendung.[7]

Kita dapat berkata yang menjadikan indah adalah Allah. Adalah merupakan fitrah, yakni bawaan manusia sejak lahir bahwa ia mencintai lawan jenisnya serta harta benda yang beraneka ragam. Ada enam macam hal yang manusia sangat menyukainya karena hendak ingin menguasai dan mempunyainya, sehingga yang nampak oleh manusia hanyalah keuntungannya saja sehingga manusia tidak memperdulikan kepayahan buat mencintainya. Yaitu dari hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kendaraan yang di asuh dan binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah enam macam yang sangat disukai, diinginkan, dan dengan berbagai macam usaha manusia ingin mempunyainya.[8]

Akan tetapi, fakta juga membuktikan bahwa di dalam fitrah manusia ada sisi lain yang mengimbangi kecendrungan-kecendrungan itu dan menjaga manusia agar tidak tenggelam dalam sisi ini saja serta kehilangan tiupan keluhuran atau petunjuk dan pengarahannya. Sisi lain ini adalah sisi persiapannya untuk meningkatkan derajatnya dan persiapan untuk mengendalikan jiwa serta menghentikannya pada batas-batas yang sehat dalam mengaktualisasi keinginan-keinginan itu.[9]Pada dasarnya cinta Harus bersemi dalam jiwa setiap orang, sementara perasaan benci harus dijauhi dan dihilangkan. Pasalnya, jiwa itu aka mulia karena cinta,akan sempit dan berkarat karena sifat benci (marah). Sikap saling mencintai antara sesama adalah anjuran Allah, supaya terbangun sebuah keluarga yang dilandasi oelh kasih sayang, saling mencintai dan satu perasaan antar sesama. Mencintai teman (yang sesuai dengan syariat) adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup. Karena, dia akan mampu menumbuhkan sikap optimis, kegembiraan, dan perasaan senang dalam bekerja ataupun beraktivitas laiannya dalam hidup ini. Namun, harus ada keseimbangan antara rasionalitas dan perasaan. [10]

Allah swt., mejadikan manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Mereka ditugaskan membangun dan memakmurkannya. Untuk maksud tersebut, Allah menganugerahkan naluri kepada manusia berupa naluri mempertahankan hidup di tengah aneka makhluk, baik dari jenisnya maupun dari jenis makhluk hidup yang lain yang memiliki naluri yang sama. Naluri inilah yang merupakan pendorong utama bagi segala aktivitas manusia. Dorongan ini mencakup dua hal pokok, yaitu “memilihara diri” dan memelihara jenis”. Dari keduanya lahir aneka dorongan, seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, keinginan untuk memilki dan hasrat untuk menonjol. Semuanya berhubungan erat dengan dorongan/fitrah memelihara diri, sedang dorongan seksual berkaitan dengan upaya manusia memelihara jenisnya.

Ketika al-Qur’an mengakui dan menegaskan adanya kecintaan kepada syahwat-syahwat itu, atau dengan kata lain dorongan-dorongan untuk melakukan aktivitas kerja, maka dorongan itu harus lebih besar yakni memperoleh apa yang berada di sisi Allah. Karena itu, ayat di atas diakhiri dengan pernyataan wallahu indahu khusnul ma’ab (di sisi Allah terdapat kesudahan yang baik).

Sekali lagi, kalau syahwat di atas digunakan sebagaiman digariskan oleh Allah swt serta sesuai tujuan Nya memperindah, maka semuanya disebut di atas adalah baik. Yang mencintai lawan seksnya, bahkan melakukan hubungan seks demi memelihara diri dan memperoleh keturunan, bukan saja tidak berdosa tapi malah mendapat pahala.

Kalau yang memeperindahnya adalah setan, maka syahwat-syahwat tersebut menjadi tujuan. Ia diupayakan dan dimanfaatkan untuk tujuan di sini dan sekarang, di dunia ini, bukan di akhirat kelak. Misalnya jika setan memperindah kecintaan pada seks, maka sudah tidak memandang lagi sebagai tujuan, yang penting melampiaskan walaupun dengan cara kotor. Hal inilah yang tidak dikendaki oleh Allah dan bukan itu tujua Allah memperindah syahwat untuk manusia.[11]

C. Surat Ar-Rum Ayat 20

ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sŒÎ) OçFRr& ֍t±o0 šcrçŽÅ³tFZs? ÇËÉÈ

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.

Dan diantara bukti-bukti kekuasaan-Nya adalah menciptakan asal-usul kejadian kamu dari tanah yang kamu ketahui tidak mempunyai unsur kehidupan. Kemudian tiba-tiba, tanpa campur tangan kamu dan tanpa dapat diduga oleh siapapun kamu menjadi manusia-manusia yang berkembang biak dan bertebaran bukan hanya dipermukaan bumi tetapi di angkasa, bahkan ada manusia yang pernah samai ke bulan dan banyak yang membayangkan dapat hidup bertebaran di planet-planet lainnya.

Ada juga yang memahami kata tanah di sini dalam arti sperma sebelum pertemuannya dengan indung telur. Mereka memahami demikian atas dasar bahwa asal-usul sperma adalah dari makanan manusia baik tumbuhan atau hewan yang bersumber dari tanah. Kata basyar digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan manusia secara umum, yamg kesemuanya memiliki persamaan dalam potensi kemanusian tanpa mempertimbangkan perbedaan-perbadaan dalam sifat-sifat individual, atau tingkat kecerdasan pikiran dan emosi masing-masing. Kata ini juga mengesankan pencapaian masa kedewasaan dan kemampuan berhubungan seks. Al-Razi dalam tafsirnya memperoleh kesan dari kata basyar sebagai makhluk yang mempunyai potensi mengetahui. Sedang kata tantasyirun dipahami oleh ulama’ itu sebagai potensi penggerak. Oleh karena itu potensi pengetahuan dan penggerak, sungguh jauh dari sifat tanah, namun itu dimiliki manusia yang asalnya dari tanah. Ini adalah sesuatu yang sangat menabjubkan dari ciptaan Allah.[12]

Bertebaran di sini bisa diartikan berkembang biak, akibat hubungan seks atau bertebaran mencari rezeki. Kedua hal ini tidak dilakukan oleh manusia kecuali oleh orang yang memiliki kedewasaan dan tanggung jawab. Karena itu pula Maryam a.s. mengungkapkan keheranannya dapat memperoleh anak, padahal dia belum pernah disentuh oleh basyar (manusia dewasa yang mampu berhubungan seks). (QS Ali 'Imran [3]: 47). Kata basyiruhunnayang digunakan oleh Al-Quran sebanyak dua kali (QS Al-Baqara[2]: 187), juga diartikan dengan hubungan seks. Demikian terlihat basyar dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia, yang menjadikan mampu memikul tanggung jawab. Karena itulah tugas kekholifahan dibebankan kepada manusia. [13]

D. Surat Ar-Rum Ayat 30

óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$# ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Ayat di atas menjelaskan unutk mempertahankan dan meningkatkan upaya menghadapkan diri kepada Allah secara sempurna, karena selama ini kaum muslimin apalagi Nabi Muhammad SAW telah menghadapkan wajah kepada tuntunan agamanya. Dari perintah di atas tersirat juga perintah untuk tidak menghiraukan ganguan kaum muslimin. [14]

Secara umum kata fitrah digunakan untuk penciptaan awal. Firah manusia adalah kejadianya sejak semula atau bawaan sejak lahirnya. Adapun fitrah dalam pengertian khusus menurut agama (Islam) adalah sebagaimaan diisyaratkan Allah dalam QS. Al-a’raf: 172-173 dan dijelaskan pada QS. Ar-Rum: 30 di atas. Yang pertama mengisyaratkan bahwa manusia sejak awal kejadianya telah membawa fitrah al-tauhid (berketuhanan Yang Maha Esa). Sedang yang kedua menjelaskan manusia itu pada dasarnya diciptakan dalam keadaan hanif (membawa potensi agama yang lurus) yang disebut fitratallah, yakni agama yang berdasarkan pada ma’rifat kepada Allah dan mentauhidkan-Nya.[15]

Eksistensi kefitriaan agama ini juga diakui oleh para psikolog baik terdahulu maupun sekarang. Pernyatan-pernyataan ketidak fitrian agama dari Sigmun Freud, Julian Huxley, Durkheim, Darwin, A. Comte, F. Nietsche, Karl Marx dan lain-lain ternyata pada akhirnya tidak mendapat bukti lebih lanjut. Bahkan murid Freud sendiri, Carl Gustav Jung setelah menerapkan psikoanalisanya mendapatkan apa yang disebut Naturaliter Religiosa yang mengandung pengertian bahwa dalam tiap-tiap jiwa manusia ada fungsi percaya kepada Tuhan. Dr. Alexis Carel dalam Man The Unknown menyatakan bahwa manusia pada beberapa keadaan ruhaniahnya merasakan kebesaran dan keagungan ampunan Tuhan. William James menegaskan bahwa,” selama manusia masih memiliki naluri cemas dan mengharap, selama itu pula ia beragama (berhubungan dengan Tuhan). Dalam buku The Lesson of History, Will Durrant (seorang peneliti yang tidak mempercayai agama manapun)- menyatakan bahwa, “agama memiliki seratus jiwa. Segala sesuatu bila telah dibunuh, maka saat itupun dia sudah mati. Lain halnya dengan agama, sekiranya ia seratus kali dibunuh, ia akan muncul lagi dan kembali hidup setelah itu”.[16]

Sebagian Ulama’ tafsir dalam menafsiri ayat laa tabdiila mengatakan bahwa ayat ini adalah kalimat berita sesuai dengan apa adanya yag berarti bahwa Allah swt memberikan fitrahnya secara sama rata diantara semua makhluknya, yaitu fitrah (pembawaan) yang lurus. Tiada seorangpun yang dilahirkan melainkan dibekali dengan fitrah tersebut dalam kadar yang sama dengan yang lain.[17]

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dari Abu Hurairah diceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda:

ما من مولد يولد الا علي الفطرة فأبواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه

Artinya: tidak ada anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikanya yahudi,nashrani atau majusi (HR. Bukhari)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep Manusia Dalam Al-Qur’an Adanya manusia menurut al-Qur’an adalah karena sepasang manusia pertama yaitu Bapak Adam dan Ibu Hawa. Disebutkan bahwa, dua insan ini pada awalnya hidup di surga. Namun, karena melanggar perintah Allah maka mereka diturunkan ke bumi. Setelah diturunkan ke bumi, sepasang manusia ini kemudian beranak-pinak, menjaga dan menjadi wakil-Nya di dunia baru itu. Tugas yang amat berat untuk menjadi penjaga bumi. Karena beratnya tugas yang akan diemban manusia, maka Allah memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu pada manusia. Satu nilai lebih pada diri manusia, yaitu dianugerahi pengetahuan. Manusia dengan segala kelebihannya kemudian ditetapkan menjadi khalifah dibumi ini.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih banyak memerlukan pembenahan. Oleh karena itu kami mengharap kepada segenap pembaca yang budiman untuk memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran, baik secara lisan mapun secara tertulis. Kami akan dengan senang hati menerimanya. Harapan kami semoga makalah ini menjadi manfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka. 1986. Tafsir al-Azhar juz III. Jakarta: Pustaka Panji Mas

Ibn Katsir. 2006. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim terjemahan Bahrun Abu Bakar. Bandung: Sinar Algensindo

Khalid Allam, Akhmad. 2005. Al-Qur’an dalam keseimbangan alam dan kehidupan. Jakarta: Gema Insani

Quthb, Sayyid. 1992. Tafsir fi Zhilalil Qur’an. Jakarta: Gama Insani

Shihab, Quraish. 2005. Tafsir Al Misbah Vol.2. Jakarta : Lentera Hati

Shihab, Quraish. 2007. Wawasan al-Qu r’an. Bandung: Mizan

Tim Sembilan. 2004. Tafsir Maudhu’i Al-Munthaha. Yogyakarta: Pustaka Pesantren



[1]Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, (Jakarta: Gama Insani, 1992), h. 113

[2]Hamka, Tafsir al-Azhar juz III, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1986), h. 93

[3]M. Quraish shihab, Wawasan al-Qu r’an, (Bandung: Mizan, 2007), h. 287

[4] Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an.,... h. 314

[5]Ibid.,

[6]Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

[7]Quraish Shihab. Tafsir Al Misbah Vol.2. Cetakan ketiga, 2005. Jakarta : Lentera Hati, h. 24

[8]Hamka, Tafsir al-Azhar juz III.,... h. 118

[9]Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, (Jakarta: Gama Insani, 1992), h. 113

[10]Akhmad Khalid Allam, Al-Qur’an dalam keseimbangan alam dan kehidupan, (Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 168

[11]Ibid., hal 25-26

[12]M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah vol. 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 32-33

[13]M. Quraish shihab, Wawasan al-Qu r’an.,.. h. 279

[14]M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah vol. 11.,... h. 52

[15]Tim sembilan, Tafsir Maudhu’i Al-Munthaha, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2004), h. 41

[16]Ibid., h. 48-49

[17]Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim terjemahan Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar Algensindo, 2006), h. 114

Copyright © 2009 - Jhee Virtual Diary - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template